YOGYAKARTA (SINDO)-KEPALA PUSAT VULKANOLOGI dan BENCANA GEOLOGI (PVMBG) BADAN GEOLOGI KEMENTRIAN ESDM Surono menyatakan bahwa aktivitas gunung Merapi terus menurun dan stabil.
Dalam tiga hari ini, tidak tercatat awan panas yang meluncur, dan dalam tiga hari ini pula aktivitas merapi terus menurun berdasarkan catatan gempe vulkanik, multi fase, low frecuency, dan guguran.
Surono menjelaskan, bahwa pada tanggal 15 November Gempa Vulkanik terjadi 34 kali, low freguency satu kali, dan juga guguran 25 kali. Sedangkan multifalse, awan panas, dan tektonnik tidak terjadi. Peda tanggal 16 November, gempa fulkanik terjadi kembali sebanyak 31 kali, low freguency satu kali. Guguran 14 kali, dan tektonok satu kali. Pada saat itu tidak terjadi multifalse dan awan panas. Pada November sore ini (sore kemaren), terjadi terjadi vulkanik 6 kalli, guguran satu kali, multifalse, low freguency dan awan panas pun tidak terjadi. “selama tiga hari terkhir, tremon masi beruntun. Sehingga status berapi masih level IV atau awas”, jelasnya.
Maka Kepala balai penyelkidik dan pengembangan teknologi kegunungberapian (BPPTKI) Yogyakarta Subandirio juga menyatakan bahwa intestasi erupsi Gunung Berapi mulai menurun stabil. Namun, namun masyarakatpun harus waspada karena “belum tercatat adanya peluncuran wan panas tremon terpantau secara beruntun.”
Menurut diapun, tremor yang terjadi beruntun dengan hembusan asap tebal dan pekat yang disertai dengan abu vulkanik. Jika ada gempa low freguency kemungkinan berhubungan dengan dinamika yang magma memungkinkan untuk bergerak keatas. Sehingga berpotensi membentuk kubah lava yang nantinya berpotensinya terjadi awan panas. “Status awas gunung Merapi belum dicabut kemungkinan erupsi masih bias terjadi,”unkapannya.
Subandriyo mengatakan, jika pun masih ada awan panas maka dominan meluncur diwilayah kali Gondol.sedangkan jauh luncuran tergantung tergantung volume kubah lavanya, yakin semakin besar volumenya semakin besar volume jarak luncur semakin jauh. “dan kitapun belum tahu pertumbuhan kubah lava karena asap tebal yang nutupi dikawah sangat pekat. Dan kami hanya melihat dimana pertumbuhannya dimgama. Jika tumbuhnya dibagian lubang bagian tenggara selatan didekat kawah, otomatis akan mudah longsor,”jelasnya.
Sementara itu, mesti badan geologi kementrian ESDM sudah mempersempit zona bahaya Merapi, didaerah bibir sungai sekitar 300 kanan dan kiri sungai yang berhulu digunung berapi tetap 20 kilometer (KM). zona aman 20 Km juga berlaku di airan kali krasak di kabupaten Magelang dan Kali Woro diklaten.
Surono mengatakan, zona bahaya menang sudah dipersempit khususnya untuk untuk kabupaten Magelang, Balolali, dan Klaten, “Namun, wilayah yang barada pada jarak 300 meter dari bibir kali Krasak di Magelang dan Kali Woro Klaten, ancaman bahaya erupsi Merapi dalam radius 20 kilometer dari puncak,” katanya kemaren.
Maka dari semua itu aktivitas Gunung Merapi semakin lama semakin Menurun dari aktivitas yang Sebelumnya.
Sumber : Seputar Indonesia,, (RidwanAnshori/Ary Wahyu Wibowo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
dilarang memakai kata" kotor.....